Jakarta_Kerahbirunews,- International Labour Organization (ILO), kantor Jakarta mengundang Konfederasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh dalam pertemuan evaluasi program pelatihan platform digital reseller. Sebagaimana diketahui program kerjasama ILO dan Evermos ini telah melakukan kegiatan selama bulan Agustus 2023 dengan 3 sesi pertemuan. Acara pertemuan evaluasi tersebut berlangsung di Kator ILO, Menara Thamrin, pada Kamis, 11 Januari 2024.
Kegiatan pelatihan wirausaha digital bagi pekerja/buruh ini lebih difokuskan pada pemberdayaan pekerja/buruh yang terkena dampak PHK. Ini merupakan bagian dari Program Promise Impact II yang merupakan inisiasi ILO bersama Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Impact and Sustaineble Manager Evermos, Valeska hadir bersama Rivan dan Yusa memberikan data yang menunjukkan bahwa terjadi penurunan peserta dari awal yang berjumlah 48 orang menjadi 30 orang pada sesi kedua dan 29 orang pada sesi akhir. Permasalahan yang muncul adalah kurang aktifnya peserta pada whatsaapp grup.
Valeska menjelaskan bahwa sejak awal berdiri Evermos mengusung misi memberdayakan kelompok rentan terutama korban PHK. Pemberdayaan ini melalui penyediaan sumber pendapatan yang berkelanjutan dan fleksibel melalui jaringan distribusi terhubung dan dukungan dari layanan perdagangan Evermos.
Sementara itu National Project Manager ILO, Abdul Hakim bahwa kerjasama Evermos ini diharapkan dapat direkomendasikan sebagai salah satu bagian dari Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Kegiatan ini merupakan bagian dari sosial protection dimana terdapat alternatif bagi pekerja/buruh setelah di PHK untuk memiliki pendapatan.
Thomas S yang juga merupakan staf ILO Jakarta menjelaskan bahwa dasar dari Promise Impact adalah keuangan inklusif. Sebagaimana diketahui bahwa fenomena PHK yang terutama adalah bagaimana pekerja/buruh tersebut tetap bsia mencari nafkah. Melalui program ini diharapkan akan terbentuk para pekerja mandiri dengan keinginan yang kuat tanpa mengandal modal di awal. Program ini juga sangat cocok untuk para penayndang disabilitas dan ibu rumah tangga.
Beberapa masukan dari serikat pekerja/buruh diantaranya bahwa perlu klasifikasi usia peserta karena kebanyakan usia diatas 40 tahun enggan untuk berusaha mengetahui lebih jauh tentang digital. Mereka cenderung panduan langsung dan sederhana. Selain itu juga pintu masuk utama melalui konfederasi yang nantinya akan meneruskan kepada anggota melalui federasi masing-masing.
Masukan lainnya juga bagaiman Evermos mampu membuat program yang nantinya para peserta yang menjadi pekerja mandiri menjadi wajib mengikuti kepesertaan BPJSTK.
Pelaksanaan pelatihan juga ada baiknya dilaksanakan di wilayah industri yang rentan terkena PHK seperti industri garmen sehingga dampak hadirnya digital dapat segera dirasakan pekerja/buruh.
Royanto Purba hadir mewakili DPP KSPSI pimpinan Yorrys Raweyai bersama Rizky Yudha (FSP NIBA-KSPSI).
Direncanakan pada pertemuan lanjut akan diadakan pelatihan kepada unsur DPP Konfederasi dengan 1 orang perwakilan dan anggota serikat pekerja yang terdampak PHK. Sehingga melalui ini nantinya perkembangan program ini dapat mencapai kemajuan yang pesat.