Jakarta_Kspsinews,-  Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selenggarakan Joint Project Advisory Committee (JPAC), Selasa 27 Februari 2024. Pertemuan yang diselenggarakan di Hotel Borobudur tersebut dalam rangka implementasi proyek RISSC dan METI Skill yang merupakan kerjasama ILO dengan Pemerintah Jepang.

Acara yang dibuka oleh Deputi  Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM, Rudy Salahudin dihadiri juga oleh Deputi Peningkatan Kualitas dan Modernisasi Beragama Kemenko PMK, Prof. Warsito dan Direktur ILO Indonesia-Timor Leste, Simrin Singh.

Proyek Resilient, Inclusive and Sustainable Supply Chains (RISSC) dan Skills Development and Responsible Business Conduct merupakan proyek kemitraan antara  ILO dengan Pemerintah Jepang.. Dengan menggunakan pendekatan rantai pasokan sektoral, diharapkan  kedua proyek ini akan mendukung konsituen tripartit dan pemangku kepentingan utama untuk mendorong rantai pasokan yang lebih tangguh, inklusif, dan berkelanjutan melalui peningkatan pekerjaan yang layak, perilaku bisnis yang bertanggung jawab, dan pengembangan keterampilan.

Dalam sambutannya, Rudy Salahudin menjelaskan bahwa pertemuan ini dilaksanakan sekaligus menerima saran terkait rencana kerja untuk implementasi proyek ke depan. Pertemuan tentang kedua proyek ini diharapakan dapat dilaksanakan paling sedikitnya sekali dalam setahun.

Resilient, Inclusive and Sustainable Supply Chains (RISSC) bertujuan untuk analisis dan penelitian dalam memahami dan menginformasikan tindakan dalam mengatasi kerja layak dan peluang dalam rantai pasokan. Selain itu diharapkan melalui RISSC dukungan konsituen tripartit ILO dan pemangku kepentingan industri dalam mengadopsi kebijakan dalam upaya memajukan kerja layak dalam rantai pasok. RISSC juga diharapkan menjadi sarana pengembangan kebijakan, saran dan pelatihan konsituen tripartit. Melalui proyek ini dukungan konsituen dan mitra jepang dan multinasional dalam mengimplementasi komitmen nasional terhadap bisnis dan hak asasi manusia (HAM) melalui Rencana Aksi Nasional (RAN) dan uji tuntas (due diligence).

Skills Development and Responsible Business Conduct (METISkill)  bertujuan untuk mendukung pemulihan yang berpusat pada manusia dari gangguan yang

baru-baru ini terjadi dalam rantai pasokan global. Melalui proyek METI Skill pengembangan keterampilan dan peningkatan daya tanggap pada produktivitas pekerja dapat diberikan. Hal ini selaras dengan upaya transformasi structural menuju ekonomi berkelanjutan terutama penghormatan pada HAM. Selain itu METISkill juga merupakan upaya mempromosikan perilaku bisnis yang bertanggung jawab termasuk kegiatan perusahaan yang selaras dengan prinsip-prinsip ketenagakerjaan. METIskill diharapkan mampu mendorong lingkungan yang dapat berkontribusi pada transisi menuju rantai pasokan yang tangguh dari perspektif perdagangan dan investasi.

Dalam pertemuan tersebut juga dipaparkan hasil  Kajian mengenai Pekerjaan Layak dan Bisnis yang Bertanggung jawab serta Kajian mengenai Skill Assessment  dan strategi di Sektor ELektronik oleh LPEM-FEB Universitas Indonesia dan Svara Institut. 

Pertemuan Joint Project Advisory Committee (JPAC) juga menghadirkan Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Bappenas,Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Organisasi Pengusaha (APINDO dan KADIN), Organisasi Serikat Pekerja/Buruh (KSPSI, KSBSI, KSARBUMUSI, KSPSI Atuc, KSPN dan KSPI) serta Kedutaan Besar Jepang (Atase Perdagangan dan Atase Ketenagakerjaan).

By Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *