Jakarta_Kspsinews,- Presiden Federasi Serikat Pekerja Panasonic Gobel, Djoko Wahyudi menjadi perwakilan serikat pekerja sebagai narasumber dalam acara Dialog Nasional yang dilaksanakan oleh International Labour Organization (ILO) di Hotel Le Meredien, Jakarta, Kamis 16 Mei 2024. Diskusi yang bertajuk “Strategi Untuk Mempromosikan Dan Mengembangkan Tenaga Kerja Terampil Untuk Rantai Pasokan Yang Bertanggung Jawab Di Sektor Elektronik” dihadiri Kementerian lembaga, serikat pekerja, KADIN, dan berbagai organisasi pemangku kepentingan.
Djoko Wahyudi mengatakan bahwa pelatihan sangat penting terutama dalam upaya mengamankan lapangan kerja para pekerja/buruh. Kincinya adalah dengan melakukan pendidikan dan pelatihan pada pekerja sehingga dengan kemampuan yang terus berkembang maka perusahaan tempat bekerja akan tetap eksis.
Menurut Djoko, kolaborasi sangat perlu dilakukan terutama dengan pihak managemen. Penyusunan program yang terjadwal sehingga dapat mengetahui arah tujuan dari pelatihan karyawan. Dengan diskusi bersama maka pihak manajemen dan serikat pekerja dapat mengetahui kebutuhan sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh perusahaan ke depan seperti apa.
Djoko juga menambahkan dengan berbagai pertanyaan tentang manufakturnya seperti apa, kebutuhan keterampilannya seperti apa, melalui diskusi kolaboratif dengan manajemen. Perusahaan telah memiliki program pelatihan samapai tahun 2045.
Terkait serikat pekerja yang dipimpinnya, Djoko mengatakan bahwa Federasi Serikat Pekerja Panasonic Gobel (FSPPG) yang berafliasi ke K-SARBUMUSI memiliki suatu kesadaran untuk turut bertanggung jawab dalam memajukan skill para pekerja. Menurutnya bahwa secara demografi statistic tenaga kerja Indoensia 60 persen pendidikan SMP kebawah. Melalui FSPPG dengan Balai Latihan Kerja (BLK) bisa mengadvokasi para pekerja yang memiliki pendidikan SM kebawah ini untuk bisa eksis.
Salah satu program yang menurut Djoko penting dikembangkan adalah BLK komunitas. Melalui BLK Komunitas, FSPPG melakukan pelatihan sebagai bentuk solidaritas sesama pekerja. Salah satu BLK Komunitas yang terkait dengan elektronika yang telah berjalan.
Sampai saat ini BLK Komunitas yang dibukanya melakuakan empat kompetensi diantaranya : instalasi AC, perawatan AC, analisa problem solving dan pengelasan. Terkait BLK Komunitas memilih penguatan di AC adalah terkait peluang lapangan kerjanya. Dibutuhkan 100.000-150.000 tenaga kerja yang dibutuhkan untuk teknik pendingin. BLK Komunitas tersebut bahkan diresmikan pembukaannya oleh Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah.
BLK Komunitas memiliki eprogram tentang peningkatan skill yakni skilling, reskilling, dan upskiliing. Skilling merupakan program untuk yang berpendidikan SMA atau baru lulus SMA yang ingin belajar teknik pendingin. Sehingga diharapkan saat mereka tidak dapat masuk pasar kerja mereka memiliki keterampilan baru untuk masuk dalam pasar kerja tersebut. Untuk reskilling adalah bagi mereka yang menjadi korban PHK dan upskilling untuk praktisi yang bergelut dibidang AC dalam meningkatkan kemampuan terutama dalam perkembangan yang terjadi dalam Teknik pendingin. Dan menurut Djoko para pekerja terlatih ini membutuhkan sertifikasi, dan ini sering menjadi kendala bagi pekerja karena mahalnya sertifikasi.
Untuk sertifikasi, Djoko mengatakan telah mengadakan kerjasama dalam uji sertifikasi yang difasilitasi oleh Panasonic dan sampai saat ini telah melakukan 310 sertifikasi. Harapannya para pengusaha dapat memberi bantuan atau hibah agar melalui BLK Komunitas para pekerja mendapatkan sertifikasi.
Diakhir Djoko mengajak agar semua pihak berkolaborasi, bekerjasama saling mendukung dalam menuntaskan permasalahan keterampilan tenaga kerja di sektor elektronik.