ILO Indonesia & Timor Leste menggelar Workshop Konsultatif Tripartit di Mercure Hotel, Gatot Subroto, Jakarta, 20 Maret 2025. Peserta Tripartit adalah Unsur Pengusaha (Apindo, KADIN, Bank BCA), Pemerintah (Kemnaker, Kemendiknas) dan Konfederasi Serikat Pekerja/Buruh.
Workshop bertujuan menilai sejauh mana optimalisasi regulasi nasional yang mengatur tentang Pemagangan dalam prakteknya dan bila dibandingkan dengan Rekomendasi ILO Nomor 208 (R208) Tahun 2023 tentang Pemagangan Berkualitas (Quality Apprenticeship).
KSPSI pimpinan Bapak Yorrys Raweyai hadir sebagai bagian dari peserta Konsultatif Tripatit, diwakili oleh Wakil Sekjen, Rizky Yudha Pratama. Rizky bersama aktifis SP/SB yang lain menegaskan dalam poin penilaian tentang praktek pemagangan di Indonesia : “Pemagangan di perusahan tidak melibatkan Serikat Pekerja/Buruh, peserta magang tidak dianggap sebagai pekerja sehingga hak normatif sebagai pekerja tidak didapatkan seperti tidak dapat berserikat (bertentangan dengan R208)”.
Rizky dan rekan – rekan aktifis menambahkan, “Peserta magang tidak punya mekanisme penyelesaian perselisihan jika terjadi perselisihan (UU Nomor 2 Tahun 2004 tentang PPHI), masih belum clear batasan definisi pemagangan, dibeberapa tempat durasi magang tidak sesuai dengan kompetensi yang dilatih, waktu kerja pemagang masih sama dengan pekerja biasa padahal biasanya mereka hanya terima uang pengganti transport plus terkadang uang makan”.
“Kami berharap peserta magang bisa memiliki Sertifikat standar nasional yang diakui Negara seperti yang dikeluarkan BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi), sehingga pemagang bisa menggunakan sertifikat tersebut untuk melamar pekerjaan, dan satu lagi kami melihat belum ada atau kurang pengawasan kepada praktik pemagangan, kami meminta untuk melibatkan pengawasan secara Tripartit”, jelas Rizky.
Rekomendasi ILO 208 tentang pemagangan menekankan pada pemagangan berkualitas yang mencakup struktur program, mentor, kontrak, perlindungan, pelatihan kerja yang jelas dan sertifikasi bagi peserta.***
