Jakarta_Kspsinews,-  Bonus demografi merupakan peluang yang baik dalam mencapai visi Indonesia 2045 untuk menjadi negara maju dengan PDB terbesar ke 5 di dunia. Namun akan menjadi tantangan apabila Indonesia tidak dapat mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) secara optimal. Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro,Kecil dan Menengah, Dr.Ir.Mohammad Rudy Salahuddin,MEM pada pembukaan Dialog Nasional tentang “strategi mempromosikan dan mengembangkan tenaga kerja terampil pada sektor elektronik” yang diinisiasi ILO, Kamis 16 Mei 2024 di Jakarta.

Lebih lanjut dalam sambutannya, Rudi menegaskan bahwa diperlukan upaya penyiapan SDM dan peningkatan produktivitas nasional, termasuk di sektor elektronik yang merupakan salah satu dari 6 proyek industri prioritas pemerintah dalam making Indonesia 4.0. Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri (RIPIN) dan Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 2015 tentang Rencana Pengembangan Industri 2015-2035, sektor elektronik juga dinyatakan sebagai salah satu industri prioritas yang fokus kepada pengembangan industri peralatan smart home, kompoen elektronik, dan fabrikasi semi konduktor volume kecil.

Sejalan dengan prioritas tersebut, Rudi menjelaskan bahwa saat ini pemerintah juga telah berupaya mengembangkan dan menarik investasi  pada industri semi konduktor. Sehingga diharapkan Indonesia dapat aktif rantai pasok global yang mana hal ini sejalan dengan potensi perkembangan ekonomi digital.

Rudi mengatakan bahwa komsumsi global terhadap elektronik meningkat sangat cepat. Untuk menyiapkan industri semi konduktor beberapa hal terkait teknologi, riset, dan juga inovasi  serta kesiapan SDM dan iklim usaha yang kondusif, perlu disiapkan secara bersama-sama. Saat ini pemerintah sedang memetakan hubungan kebijakan dan relugasi pada berbagai aspek .Dipaparkannya juga bahwa berdasarkan data tahun 2022, sektor elektronik hanya menyumbang 1,45 %  PDB atau sekitar 7,92 % dari  industri manufaktur.

Jika melihat dari sisi ketenagakerjaan terdapat 345.000 atau 0,26% dari total pekerja di Indonesia  yang sebagian besar bekerja di sub sektor industri komponen dan papan elektroniksebesar 19,7% , industri kabel dan perlengkapan 18,5%, industri peralatan  rumah tangga 14,5% dan industri peralatan audio dan video elektronik sebesar 8,5%. Jumlah pekerja di sektro elektronik ini meningkat dari tahun 2028 namun terdapat hal yang perlu menjadi perhatian bersama yakni  sebagian besar tenaga kerja disektor elektronik berlatar belakang pendidikan setara dengan SMK atau SMA yakni sekitar 80%.

Rudi menambahkan bahwa penyediaan tenaga kerja terampil di sektor elektronik akan dihadapkan pada tantangan berupa ketersediaan angkatan kerja yang masih didominasi oleh “low skill workers” atau berpendidikan SMP kebawah sekitar 54%. Tantangan lainnya yang merupakan salah satu temuan adalah diperlukan peningkatan keahlian baik bagi pekerja pada level operator maupun level engineer terutama dalam hal literasi digital dan kemampuan adaptasi dengan perkembangan teknologi.

Pada acara tersebut  Direktur ILO Simrin Singh menyampaikan Peluncuran Laporan Penelitian Baru ILO kepada Dr.Ir.Mohammad Rudy Salahuddin,MEM dan Profesor Warsito. Laporan yang berjudul Pengembangan Keterampilan dan situasi ketenagakerjaan di sektor elektronik Indonesia; Menaviagsi Perubahan Teknologi dan Transisi Ketenagakerjaan.

By Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *