Jakarta_Kspsinews,- International Labour Organization (ILO) Jakarta mengadakan workshop validasi Peta Pekerjaan (Occupation Map) pada Kawasan fungsional konvervasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan Kawasan lindung pada sektor paraswisata berkelanjutan. Workshop yang digelar di Hotel Asley pada Kamis, 21 Maret 2024.
Kegiatan yang diselenggarakan tersebut merupakan tindak lanjut dari Forum Pekerjaan Ramah Lingkungan: Transisi ke Ekonomi Hijau dan Biru Sulawesi Utara, yang berlangsung di Manado pada tanggal 26-28 September 2023. Workshop ini bertujuan untuk masukan teknis, meninjau dan memvalidasi temuan penelitian pada peta pekerjaan konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan kawasan lindung di sektor pariwisata berkelanjutan. Tujuan lainnya adalah untuk menyusun rekomendasi dan tindak lanjut untuk penyebaran peta okupasi.
Diharapkan melalui workshop tersebut dapat memberikan hasil telah tervalidasinya daftar peta okupasi konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan kawasan lindung pada sektor pariwisata berkelanjutan dan memberikan rekomendasi dan tindak lanjut sosialisasinya.
Dalam sambutanya, Diego Rei (ILO Jakarta) menjelaskan bahwa Indonesia dianugerahi sumber daya alam yang melimpah karena iklim tropis dan letak geografisnya yang kepulauan. Namun, salah satu tantangan terbesar Indonesia adalah melestarikan sumber daya alamnya sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil. Menyadari pentingnya interkoneksi ini, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menerapkan kebijakan ramah lingkungan di semua sektor pembangunan ekonomi. ILO menggandeng konsultan dalam membuat draft map okupasi yang disampaikan oleh Ratih Woro Anggraini (Cipta Kompetensi Profesi).
Keanekaragaman hayati dan sektor pariwisata mempunyai keterkaitan erat dan memainkan peran penting dalam konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Kedua komponen ini sangat penting dalam mencapai dan mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan. Sektor pariwisata, misalnya, mempunyai dampak positif yang signifikan terhadap pendapatan rumah tangga setempat. Negara ini telah memberikan kontribusi besar sebesar $6,72 miliar, yang menyumbang 3,60% PDB. Selain itu, sektor ini diperkirakan akan menarik sekitar 9,5 hingga 14,3 juta pengunjung asing pada tahun 2024, dengan target menyediakan lapangan kerja bagi 22,08 juta orang.
Dalam konteks pariwisata dan keanekaragaman hayati, ILO akan berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( Kemenparekraf ) dalam kegiatan tindak lanjutnya, dan hal ini mencakup Pengembangan Peta Kerja pada Kawasan Fungsional Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan Kawasan Lindung (dalam kerangka Sustainable sektor pariwisata).
Masukan teknis diperlukan untuk mendukung tindakan dan inisiatif strategis bagi ILO, mitra lainnya di Indonesia, dan juga kawasan ASEAN. Hal ini akan membantu dalam merancang intervensi dan jalur transisi menuju ekonomi hijau-biru, khususnya yang menghubungkan pekerjaan dan konservasi keanekaragaman hayati. Salah satu upaya yang bermanfaat adalah pengembangan peta pekerjaan pada kawasan fungsional konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan kawasan lindung di sektor pariwisata berkelanjutan. Dalam hal ini, ILO akan menyelenggarakan lokakarya untuk memvalidasi rancangan peta pekerjaan dan mendapatkan masukan dari pemangku kepentingan terkait.
Workshop ini dihadir oleh beberapa institusi seperti :
- Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional
- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
- Kementerian Tenaga Kerja
- Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup
- Taman Nasional Laut Bunaken , Sulawesi Utara (Manado)
- Dosen Senior Universitas Sam Ratulangi Sulawesi Utara (Manado)
- Program Lingkungan PBB (UNEP), Jakarta
- Perburuhan Internasional (ILO), Jakarta
- Program Pembangunan PBB (UNDP), Jakarta
- Organisasi Pengembangan Industri PBB (UNIDO), Jakarta
- Lembaga Pelatihan dan Penelitian PBB (UNITAR), Jakarta
- INDECON ( Jaringan Ekowisata Indonesia ), Jakarta
- Asosiasi Pengusaha (APINDO), Jakarta
- Serikat Pekerja (KSBSI, KSPI, KSPSI, KSPSI-AITUC, KASARBUMUSI), Jakarta
- ASEAN untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati (hibrida?)
- Eric Roeder (hibrida)
- Pascual Georginia (ILO Filipina, hibrida)
- Irfan Afandi (konsultan lokal)
- Ratih Woro Anggraini (Konsultan)